Perumusan Hipotesis
Penyusunan kerangka berpikir merupakan argument yang menjelaskan
argumentasi yang menjelaskan
hubungan antara berbagai factor yang berkaitan dengan obyek dan
mendapat jawaban permasalahan.
Fungsi landasan teori dan studi kepustakaan bagi peneliti;
a. Mendapatkan landasan teori
dalam menyusun kerangka teori dan hipotesis
b. Memperoleh abstraksi
(informasi) tentang penelitian sejenis yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti.
c. Memperoleh metode
(teknik) atau pendekatan pemecahan masalah yang digunakan
d. Sebagai sumber data
sekunder
e. Mengetahui historis dan
perspektif permasalahan penelitian
f. Memperoleh
informasi cara menganalisis (evaluasi) data yang digunakan
g. Memperkaya ide baru
h. Mengetahui siapa saja
peneliti lain dibidang yang sama
Kutipan pada landasan
teori harus diambil dari sumber primernya. Adapun kegiatan dalam menyusun
landasan teori mencakup :
a. Pemaparan (penulisan)
b. Didiskusikan
c. Eksplisit
d. Sikap peneliti
2. Perumusan
Hipotesis
a. Pengertian Hipotesis
1) Trealese
(1960), memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan sementara dari
suatu fakta myang dapat diamati.
2) Good
dan Scates (1954), menyatakan bahwa hipotesis adalah suatu taksiran atau
referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan
fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondidi yang diamati dan digunakan
sebagi petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
3) Kerlinger
(1973), menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari
hubungan dua variabel atau lebih.
Dari arti katanya, kata hypo yang
berarti dibawah dan thesa yang artinya kebenaran, hipotesis
merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang
diajukan dalam proyek ilmiah. Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai
dasar hipotesis. Rumuskan hipotesis sebelum memulai eksperimen. Terhadap
hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap dua hal, yaitu :
1) Menerima
keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti paada akhir
penelitian.
2) Mengganti
hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak
mendukung terbuktinya hipotesis.
b. Kegunaan
Hipotesis
1) Memberikan
penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan
pengetahuan dalam suatu bidang
2) Memberikan
suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian
3) Memberikan
arah kepada penelitian
4) Memberikan
kerangka untuk melaporkan kesimpulan
c. Ciri-ciri
Hipotesis yang Baik
1) Mempunyai
daya penjelas
2) Menyatakan
hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-variabel
3) Harus
dapat diuji
4) Hendaknya
konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada
5) Hendaknya
dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin
Contoh hipotesis
Pada penelitian jamur, dua faktor yang berhubungan adalah
lampu dan pertumbuhan jamur. Hipotesis yang muncul untuk menjawab pertanyaan
diatas adalah : saya percaya bahwa jamur tidak memerlukan cahay untuk
berkembang biak.
Dasar-dasar hipotesis yang saya gunakan :
1) Tumbuhan-tumbuhan dengan klorofil
memerlukan cahaya untuk hidup. Jamur tidak mempunyai klorofil.
2) Dari informasi yang saya
dapat bahwa jamur roti dapat tumbuh pada roti tawar yang diletakan dalam kotak
roti yang gelap.
d. Jenis-jenis
hipotesis
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian
antara lain :
1) Hipotesis
kerja atau alternatif (Ha), menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y
atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusannya :
a) Jika
.... maka ....
b) Ada
perbedaan antara .... dan .... dalam ....
c) Ada
pengaruh .... dan ....
2) Hipotesis
nol (null hypotheses) disingkat (H0), menyatakan tidak ada perbedaan
antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y
Rumusannya :
a) Tidak
ada perbedaan antara .... dengan .... dalam ....
b) Tidak
ada pengaruh .... terhadap ....
Dua macam hipotesis :
1) Hipotesis
Korelatif : pernyataan tentang ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau
lebih
2) Hipotesis
Komparatif : pernyataan tentang ada atau tidaknya perbedaan antara dua kelompok
atau lebih
Saran untuk memperoleh hipotesis :
1) Hipotesis
induktif
Dalam prosedur induktif, penelitian merumuskan
hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamati
2) Hipotesis
deduktif
Dalam hipotesis ini, peneliti dapat memulai penyelidikan
dengan memilih salah satu teori yang ada dibidang yang menarik minatnya,
setelah teori dipilih lalu menarik hipotesis dari ini.
e. Bentuk
hipotesis
1) Hipotesis
penelitian, dirumuskan secara naratif, berdasarkan kerangka berpikir penelitian
dan landasan teori yang telah dipilih.
2) Hipotesis
statistik, dirumuskan secara matematis dalam bentuk dua kalimat matematika.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun hipotesis
adalah :
a. Proporsisi
Dalam variabel yang tertulis pada hipotesis harus
merupakan sesuatu yang dapat menjelaskan hubungan, pengaruh, sebab-akibat
(prediksi) atau perbedaan.
b. Baru
Hipotesis yang diteliti hendaknya merupakan hal baru,
hindarkan mengajukan hipotesis yang berbentuk penelitian pengulangan yang sudah
ada (replikasi).
3. Variabel
Variabel adalah keadaan/kondisi pada suatu objek yang
mempunyai variasi nilai. Variabel harus dapat diukur tetapi variabel bukan
ukuran (parameter). Oleh karena itu variabel merupakan konsep atau faktor yang
menunjukkan variasi nilai.
Fungsi variabel
a. Variabel
sebab, variabel sebab terdiri atas variabel bebas, variabel mederator, variabel
kendali dan variabel random (rambang)
b. Variabel
penghubung
c. Variabel
akibat/variabel tergantung
Variabel dapat dibedakan menjadi dua yaitu, variabel
kuantitatif dan variabel kualitatif. Sedangkan variabel kuantitatif misalnya
umur tanaman, panjang daun dan sebagainya. Variabel kualitatif misalnya
kemakmuran, kepandaian dan sebagainya.
Variabel kuantitatif dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel
diskrit disebut juga variabel nominal, variabel yang hanya dikategorikan
menjadi dua kutub yang berlawanan, contoh jenis kelamin dibedakan menjadi pria
dan wanita.
b. Variabel
kontinum, dibedakan menjadi tiga macam.
1) Variabel ordinal, variabel
yang menunjukkan tingkatan-tingkatan atau peringkat. Contoh: peringkat I, II,
III.
2) Variabel interval,
variabel yang memiliki jarak bila dibandingkan dengan variabel lain (hasil
pengukuran yang memiliki nilai 0 mutlak). Contoh: suhu tubuh 370 C.
3) Variabel rasio, variabel hasil
pengukuran yang tidak memiliki nilai 0 mutlak. Contoh: panjamg kayu 36 cm.
sumber : http://heribalunx.blogspot.co.id/2011/11/perumusan-hipotesis.html



Komentar
Posting Komentar